Mengenal wajah sosok Warok Suro Menggolo lebih dekat, guno seco, suro menggolo, warok ponorogo, cara menjadi warok, syarat jadi warok, makam warok suromenggolo, daftar warok warok diponorogo, warok tertua di ponorogo, warok modern, warok jadul, warok yang masih hidup, warok, pakaian warok, warok dan kolor, blangkon warok, baju warok, pakaian warok, celana warok, sabuk warok murah, amalan spriritual warok ponorogo, rumah budaya warok, rumah asli warok suro menggolo, kaos warok, keturunan warok suromenggolo, ayah warok suromenggolo, siapakah suro menggolo?Warok Suromenggolo adalah salah satu warok yang terkenal kesaktiannya dan sifatnya yang ksatria. Di kisahkan pada zaman dulu Kadipaten Trenggalek rusuh dan tidak tentram karena sering terjadi pencurian, perampokan dan keonaran. Adipati Trenggalek meminta tolong seorang Warok Gunaseco atau Ki Secodarmo untuk menumpas para permbuat onar tersebut dan berhasil. Kadipaten Trengalek kembali tentram dan damai. Sebagai tanda terima kasih, Adipati Trenggalek memberikan hadiah dan ganjaran kepada Ki Secodarmo dan kerabat serta murid-muridnya, bahkan anak Ki Secodarmo yang bernama Roro Suminten diangkat menjadi menantu dan akan dipersandingkan dengan putra Sang Adipati yang bernama Raden Subroto.

Tetapi, diam-diam Raden Subroto menghilang dari kadipaten karena dia tidak bersedia menjalani perkawinan dengan Roro Suminten. Akibatnya, Ki Secodarmo dan kerabat yang telah menyiapkan pesta perkawinan sangat terpukul, bahkan Roro Suminten, calon pengantin menjadi gila…
Dalam pengembaraannya, Raden Subroto bertemu dengan Roro Warsiyani (Cempluk), anak Ki Suromenggolo, Warok dari Desa Ngampal keduanya pun saling jatuh cinta. Ki Suromenggolo senang menerima lamaran Raden Subroto, kemudian keduanya dipersandingkan menjadi suami isteri. Selajutnya, pengantin Subroto dan Cempluk boyong ke kadipaten Trenggalek. Dalam acara pesta penyambutan, Roro Suminten yang gila datang dan ikut menari kegirangan. Semua orang melihat, tapi tak ada yang mengenalinya sebagai Roro Suminten.
Warok Singo Korba, adik seperguruan Secodarmo merasa sakit hati melihat Cempluk bersanding bahagia. Di benaknya, Singo Kobra menganggap Cempluk sebagai penyebab gagalnya perkawinan dan gilanya Suminten. Dalam liputan dendam, Singo Korba menusuk Cempluk dengan keris saktinya lalu menghilang. Pesta menjadi hiruk pikuk dan gempar melihat Cempluk yang terkapar tak berdaya dan bermandi darah. Karena saktinya, Warok Suromenggolo dapat menyembuhkan Cempluk dengan batuna pusaka Ruyung Bang pemberian gurunya sang Batara Katong.
Melihat puteri kesayangannya di sakiti Suromenggolo tidak terima. Dia mencari Singo Kobra untuk membalas dendam. Dalam pencariannya Suromenggolo bertemu dengan Ki Secodarmo. Maka terbongkarlah duduk permasalahan yang sebenarnya. Namun begitu perkelahian tetap terjadi antara keduanya yang berakhir dengan tewasnya Ki Secodarmo. Singo kobra melihat kakak seperguruannya terbunuh ikut belah pati dengan menantang Suromenggolo duel yang menyebabkan Singo Kobra terbunuh dengan pusakanya sendiri.
Karena kebesaran hatinya, Warok Suromenggolo dengan kesaktiannya menyembuhkan Suminten dan meminta Raden Subroto untuk mengawini Suminten sebagai istri kedua. The End.